Plasenta atau ari-ari adalah organ penting selama kehamilan dimsummbledo.id yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Namun, pada beberapa kondisi, plasenta bisa terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya, yang dikenal dengan istilah plasenta terlepas atau solusio plasenta. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali ciri-ciri plasenta terlepas sejak dini.
Apa Itu Plasenta Terlepas?
Plasenta terlepas adalah kondisi di mana plasenta sebagian lubuklinggau-kankemenag.id atau seluruhnya terlepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan. Kondisi ini menyebabkan terganggunya aliran darah dan nutrisi ke janin, serta dapat menimbulkan pendarahan pada ibu. Plasenta terlepas bisa terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera.
Ciri-Ciri Plasenta Terlepas yang Harus Dikenali
Ada beberapa tanda dan gejala yang biasanya muncul saat plasenta mulai terlepas, antara lain:
1. Pendarahan Vagina Mendadak
Salah satu tanda paling umum dari plasenta terlepas adalah munculnya pendarahan vagina secara tiba-tiba. Warna darah bisa merah cerah atau kehitaman, tergantung pada seberapa besar dan seberapa lama plasenta terlepas. Pendarahan ini bisa ringan hingga berat dan biasanya disertai rasa nyeri.
2. Nyeri Perut atau Rahim yang Hebat
Ibu hamil yang mengalami plasenta terlepas biasanya merasakan nyeri hebat di bagian perut atau rahim. Nyeri ini sering terasa seperti kram yang konstan dan tidak hilang meski posisi tubuh diubah. Kadang nyeri juga dapat menjalar ke punggung bawah.
3. Kontraksi Rahim yang Tidak Teratur dan Kuat
Kontraksi rahim yang tidak normal dan kuat bisa menjadi tanda plasenta terlepas. Rahim terasa kencang dan tegang terus-menerus, bahkan saat tidak ada kontraksi persalinan. Hal ini menandakan adanya iritasi pada dinding rahim akibat plasenta yang terlepas.
4. Penurunan Gerakan Janin
Karena suplai oksigen dan nutrisi terganggu, gerakan janin dapat berkurang atau bahkan hilang. Ibu hamil perlu memantau gerakan janin secara rutin, terutama pada usia kehamilan di atas 28 minggu.
Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Terlepas
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko plasenta terlepas antara lain:
- Tekanan darah tinggi atau preeklamsia
- Trauma pada perut, seperti kecelakaan atau jatuh
- Riwayat plasenta terlepas pada kehamilan sebelumnya
- Merokok selama kehamilan
- Kehamilan kembar atau kehamilan dengan plasenta previa
Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Gejala Plasenta Terlepas?
Jika ibu hamil mengalami gejala-gejala di atas, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan USG dan pemantauan tanda vital untuk menentukan tindakan yang tepat, seperti rawat inap atau persalinan dini jika kondisi memburuk.
Kesimpulan
Mengenali ciri plasenta terlepas adalah hal penting yang harus diketahui setiap ibu hamil. Pendarahan vagina mendadak, nyeri perut hebat, kontraksi rahim yang tidak teratur, dan penurunan gerakan janin adalah tanda-tanda utama yang tidak boleh diabaikan. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala tersebut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.